Momentum Kartini Day

Inilah dimana momen yang bersama kita rayakan di SDN Negeri Sampangan 02 saat merayakan Hari Ibu Kartini. Para pemuda yang ikut merayakan diharapkan untuk selalu mengingat Ibu Kartini. Ini dia seputar sejarah tentang Ibu Kartini.

Bersama Murid Saya

Apakah sebenarnya blog itu?? Saya pun bertanya-tanya sebelumnya karena saya tidak tau apa blog itu dan apa manfaat nya untuk media pembelajaran

Bersama Pemenang Lomba PBB

Prestasi, suatu hasil dari usaha yang kalian jalani saat ini. Segala usaha yang kalian lakukan sekarang tentu berhasil baik. Dengan belajran dan terus berlatih disertai dengan do'a, kalian bisa memberikan segenggam presatasi yang membanggakan.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Cool Red Outer Glow Pointer

Kamis, 29 Oktober 2015

Menjaga Kesehatan Jasmani dan Rohani

PENGERTIAN HIDUP SEHAT

       >Pengertian hidup sehat, secara umum hidup sehat diartikan sebagai hidup yang terbebas dari segala problem baik masalah rohani (mental) maupun jasmani (fisik). Di sini saya sengaja mendahulukan rohani (mental) yang berarti jiwa atas jasmani (fisik) yang berarti badan karena teringat lagu kebangsaan Indonesia Raya ‘Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya’. Gangguan rohani meliputi apa saja yang mengganggu kesehatan kondisi pikiran, hati dan jiwa kita. Problem jasmani bisa berupa penyakit-penyakit yang mengganggu berfungsinya anggota badan kita. Jadi pengertian hidup sehat itu sehat secara utuh tak terpisahkan antara Rohani dan jasmani. Kita sering menjumpai di sekitar kita orang-orang yang sehat dan bugar badannya, tapi mentalnya menyedihkan, jiwanya tidak terurus sehingga hidupnya carut marut.

Pengertian Hidup Sehat: Apakah Hidup Sehat Itu?

pengertian-hidup-sehat

       Semua orang mendambakan hidup sehat. Seperti apa sih sebenarnya hidup sehat itu? Pengertian hidup sehat dapat didefinisikan sebagai hidup tanpa ganguan masalah yang bersifat fisik maupun non fisik. Gangguan fisik berupa penyakit-penyakit yang menyerang tubuh dan fisik seseorang. Sementara non fisik menyangkut kesehatan kondisi jiwa, hati dan pikiran seseorang. Artinya, kesehatan meliputi unsur jasmani dan rohani.
     
           Banyak orang yang secara jasmani memiliki tubuh yang sehat dan baik, namun kondisi rohani mereka sangat memprihatinkan. Orang-orang sukses dan kaya yang mempunyai jasmani sehat, belum tentu kondisi rohani mereka sehat.
Bagaimana menjaga agar kondisi jasmani dan rohani Anda senantiasa sehat? Pengertian hidup sehat mencakup aturan dan pola seseorang untuk menjalankan hidup ini dengan cara proporsional dan terkontrol. Pola tersebutlah yang akan membuat orang menjadi sehat. Untuk sehat butuh aturan, jika hidup tanpa aturan maka akan muncullah kehidupan yang serampangan. Bukan hanya kesehatan fisik yang akan terganggu, namun lebih berbahaya lagi jika menyangkut kesehatan jiwa.

       Kesehatan amatlah penting untuk meraih kebahagiaan hidup. Syarat utama seseorang dapat menikmati kebahagiaan dalam hidup ini adalah saat mereka memiliki kesehatan secara jasmani dan rohani. Pengertian hidup sehat ini menjadi cara seseorang untuk menuju kebahagiaan hidup.
         Bayangkan saja, jika Anda mempunyai segudang kekayaan dan dikelilingi orang-orang tercinta di sekitar Anda, akan tetapi Anda dalam keadaan stres atau terbaring di rumah sakit, apakah Anda akan merasakan kebahagiaan secara sempurna. Oleh sebab itu mulailah membiasakan hidup sehat. Sebab salah satu resep kebahagiaan ternyata adalah apabila kita bisa hidup dalam kondisi sehat

Pengertian Hidup Sehat:  Pola Hidup Sehat

     Pola hidup sehat menyangkut aturan untuk mencapai kesehatan jasmani dan rohani, sebab pengertian hidup sehat yang sempurna mencakup aspek keduanya. Berikut ini pola-pola hidup sehat baik secara aspek jasmani maupun rohani;

Pola Hidup Sehat Secara Jasmani

pola hidup sehatPola meliputi cara, aturan dan hal yang harus dilaksanakan seseorang dalam rangka mencapai sebuah tujuan. Untuk dapat hidup sehat secara jasmani, hal pertama yang harus Anda perhatikan adalah menilik secara fisik bagian dari tubuh Anda yang berkontribusi menyumbang masalah penyakit. Tahukah Anda perut merupakan sumber dari berbagai penyakit?
Perut berawal dari mulut, dan mulut akan terpulang pada pola makan dan kebiasaan Anda memakan makanan. Pola untuk meraih kesehatan jasmani yang pertama adalah dengan mengatur pola makan Anda. Atur dan kontrollah makanan-makanan yang masuk ke dalam mulut Anda. Jangan sembarangan dan jangan berlebihan. Sembarangan artinya Anda harus selektif dengan makanan-makanan berbahaya yang mengandung zat aditif berlebihan.
    Tidak terlalu berlebihan mengkonsumsi suatu makanan. Apapun makanan yang Anda konsumsi, meski tadinya adalah makanan sehat dan bergizi, jika Anda makan dalam jumlah yang berlebihan niscaya akan menimbulkan dampak dan pengaruh buruk bagi tubuh.

Pola Hidup Sehat Menuju Kebahagiaan Rohani

          Rohani yang sehat, jiwa yang sehat, hati yang sehat, ruh yang sehat, keempatnya memiliki kedalaman makna yang sama. Kesehatan rohani menyangkut kondisi pikiran, hati dan ketentraman batin. Ada hal sederhana yang mungkin jarang diketahui orang. Sudahkah Anda mempunyai kebiasaan untuk mencek kehalalan makanan yang masuk ke dalam perut Anda? Berhati-hatilah dan waspadalah dengan kehalalan makanan. Sebab ketakhalalan dapat mengantarkan Anda pada penyakit-penyakit rohani maupun jasmani.

      Kehalalan mencakup asal usul makanan tersebut dan kandungan fisik makanan yang Anda makan. Resep sehat rohani selanjutnya adalah dengan mengamalkan rasa syukur. Syukur akan mengantarkan Anda pada gerbang kebahagiaan. Sikap merasa cukup dengan segala sesuatu nikmat yang diberikan Tuhan akan mendorong rohani Anda menjadi sehat.
Banyak orang yang stres memikirkan jabatan dan harta yang bukan menjadi miliknya hanya lantaran ia tak punya kebiasaan bersyukur. Maka jadilah si ahli syukur.

Rabu, 28 Oktober 2015

PERKEMBANGAN FUTSAL DI INDONESIA

Futsal masuk ke Indonesia sebenarnya pada sekitar tahun 1998-1999. Lalu pada tahun 2000-an, futsal mulai dikenal masyarakat. Pada saat itulah futsal mulai berkembang dengan maraknya sekolah-sekolah futsal di Indonesia. Lalu pada tahun 2002 AFC meminta Indonesia untuk menggelar kejuaraan Piala Asia.
Futsal di Indonesia saat ini sudah sangat berkembang. Akan tetapi, sampai saat ini olahraga futsal hanya bersifat rekreatif saja, belum menjadi sebuah olahraga profesional. Jadi saya rasa untuk awal-awal perkembangannya sudah bagus. Sekarang tinggal bagaimana Badan Futsal Nasional (BFN) dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dapat bekerja bahu-membahu untuk membawa olahraga ini dinikmati semua masyarakat dan menjadi sebuah olahraga yang profesional.
Apa saja kendala yang dihadapi dalam mengembangkan futsal?
Kendala utama di olahraga ini adalah soal dana untuk uji coba. Akibatnya, apabila tim nasional kita bertanding di dalam negeri pasti kita selalu menang besar. Tetapi, kita tidak mendapatkan pelajaran dari kemenangan-kemenangan itu. Tim nasional perlu untuk bermain di luar negeri agar bisa belajar dan mengetahui kekuatan lawan walaupun nantinya kita mengalami kekalahan. Di Eropa terdapat tim-tim yang kuat. Kita seharunya bertanding melawan mereka.
Untuk saat ini, untuk mencari pengalaman bertanding dengan tim-tim kuat hanyalah dengan mengikuti pertandingan persahabatan, kejuaraan ASEAN, dan kejuaraan invitasi, seperti KL World 5 yang akan dimulai pekan depan.
Apa yang seharusnya dilakukan agar futsal menjadi olahraga profesional dan Indonesia menjadi kekuatan futsal dunia?
Yang pertama adalah sosialisasi. Harus semakin banyak diadakan kejuaraan atau turnamen dengan menggandeng sponsor. Memang ini merupakan tugas kami, BFN, yang seharusnya memikirkan untuk kompetisi-kompetisi. Saat ini kami sedang membicarakan mengenai program-program futsal di Tanah Air. Kerja sama dengan pihak-pihak terkait, terutama dengan berbagai media, bisa menjadi saran penting untuk socialsasi.
Lalu pembinaan harus dibenahi. Kerjasama dengan pihak Depdiknas dan Menpora agar futsal menjadi olahraga wajib di sekolah-sekolah dasar bisa menjadi salah satu solusi.
Yang terakhir adalah sarana. Saat ini lapangan futsal yang berlapis rubber (karet) masih jarang. Lapangan-lapangan indoor soccer yang ada seperti di Jakarta saat ini malah semakin menjamur. Sarana futsal mestinya makin diperbanyak.

Sumpah Pemuda Day

Hari ini, Rabu, 28 Oktober 2015 kita merayakan hari terpenting bagi kalangan pemuda-pemudi Indonesia. Tentu nya dalam rangka membangun rasa nasionalisme dan rasa bangga terhadap tanah air Indonesia tercinta ini. Zaman sekarang ini sudah banyak pengaruh globalisasi yang merujuk pada budaya dan karakteristik bagsa Indonesia, tentu nya ini membuat para pemuda Indonesia ikut terbawa arus globalisasi dengan berbagai dampak pada rasa bangga terhadap tanah air.
Berikut ini sederet penjelasan tentang Sumpah Pemuda:

Sejarah Sumpah Pemuda
Pada tanggal 27 Oktober 1928 dilangsungkan Kongres Pemuda II di Jakarta. Kongres ini diprakarsai oleh PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) yang didirikan di Jakarta pada tahun 1926, anggotanya kebanyakan mahasiswa sekolah hukum dan beberapa mahasiswa kedokteran di Batavia.1) Kongres ini dihadiri oleh 9 organisasi pemuda yang paling terkemuka, yaitu Jong Sumatranen Bond, Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, Jong Islamienten, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Pemuda Kaum Betawi dan PPPI.2).Selain para pemuda, kongres juga dihadiri oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional dari partai politik, diantaranya Soekarno, Sartono, dan Sunaryo.3) Selain itu, hadir pula 2 orang utusan volksraad dan 2 orang wakil pemerintah Hindia Belanda, yaitu Dr. Pijper dan Van der Plas. Keduanya adalah tokoh Inlandsche Zaken.
Susunan panitia kongres adalah sebagai berikut: Ketua adalah Sugondo Djojopuspito dari PPPI, Wakil Ketua dari Jong Java (Djoko Marsiad), Sekretaris dari Jong Sumatranen Bond (Muh. Yamin), Bendahara dari Jong Bataks Bond (Amir Syarifuddin), Pembantu I dari Jong Islamienten Bond (Djohan Muh Tjai), Pembantu II dari Pemuda Indonesia (Kotjosungkono), Pembantu III dari Jong Celebes (Senduk), Pembantu IV dari Jong Ambon (J. Leimena), dan Pembantu V, Rohjani dari Pemuda Betawi.
Pokok persoalan yang dibahas dalam kongres tersebut adalah bagaimana cara mendapatkan bentuk persatuan di antara pemuda-pemuda Indonesia yang sudah lama dicita-citakan oleh para pemuda dan mahasiswa Indonesia, baik di Indonesia maupun di negeri Belanda.
Kongres Pemuda II berlangsung dalam rapat umum terbuka di tiga tempat yang berbeda, menampilkan tiga prasaran, yaitu “Persatuan dan Kebangsaan Indonesia” oleh Muh. Yamin, “Pendidikan” oleh Nn. Purnomowulan, Darwono dan S. Mangunsarkoro, “Kepanduan” oleh Ramelan, dan Mr. Suaryo.
Pada rapat umum yang ketiga yang juga merupakan sidang penutup kongres, bertepatan dengan hari Minggu malam Senin 28 Oktober 1928, dibacakan hasil keputusan kongres. Intinya berbunyi:
1.    Pertama : Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia
2.    Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
3.    Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Inilah yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda, dan dibacakan kembali pada setiap upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober setiap tahun.
Pada sidang penutupan itu pula diperdengarkan Lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya di depan umum, oleh paduan suara yang terdiri dari anggota-anggota PPPI, dipimpin oleh Bintang Sudibyo (Ibu Sud), diiringi gesekan biola oleh penciptanya sendiri, Wage Rudolp Supratman.
Pernyataan ikrar, satu tumpah darah, satu bangsa, dan satu bahasa oleh peserta kongres, disusul dengan tekad dan keyakinan bahwa asas itu wajib dipakai oleh segala perkumpulan kebangsaan Indonesia.
Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda, pada dasarnya merupakan kelanjutan dari Kongres Pemuda I yang dilaksanakan 2 tahun sebelumnya. Kongres Pemuda I dilaksanakan oleh sebuha komite yang bernama Jong Indonesia Kongres Komite, di bawah pimpinan Tabrani. Anggota-anggotanya teridiri dari wakil-wakil organisasi pemuda yang ada waktu itu.
Tujuan Kongres Pemuda I adalah menanamkan semangat kerjasama antar perkumpulan pemuda di Indonesia untuk menjadi dasar bagi persatuan Indonesia, dalam arti yang lebih luas.8) Diharapkan kongres akan membentuk suatu badan perhimpunan massa pemuda Indonesia yang merupakan gabungan dari seluruh perkumpulan pemuda pada waktu itu. Kongres yang berlangsung dari tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 itu ternyata tidak mencapai tujuannya. Beberapa bulan setelah berlangsungnya Kongres Pemuda I, berdiri perkumpulan pemuda yang baru, bernama Jong Indonesia (31 Agustus 1926). Pada awal 1927 Algemene Studie Club di Bandung yang dipimpin oleh Soekarno, mendirikan pula organisasi pemuda yang juga diberi nama Jong Indonesia yang kemudian diganti menjadi Pemuda Indonesia.
Kenyataan semakin bertambahnya organisasi pemuda ini, mendorong pemuda yang tergabung dalam PPPI mengambil prakarsa untuk melaksanakan Kongres Pemuda II. Dengan demikian Kongres Pemuda II sesungguhnya merupakan kelanjutan dari Kongres Pemuda I.

Pengertian Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Seperti kita telah ketahui, ada tiga butir penting Sumpah Pemuda, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Tiga hal ini merupakan faktor penting bagi negara kita.
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
Sesuai namanya, Sumpah Pemuda dirumuskan oleh para pemuda. Mereka kemudian menjadikannya sebagai dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Para pemuda tidak lagi berjuang sendiri, melainkan bersamasama. Perlu kita ketahui, Sumpah Pemuda tidak lahir begitu saja. Banyak hal yang melandasi para pemuda bertekad untuk bersatu. Mereka berpikir tidak akan bisa membuat Indonesia merdeka jika berjuang di kelompok sendiri.
Kegagalan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia membuat mereka sadar bahwa rasa nasionalisme harus dipadukan. Karena itu, diadakanlah Kongres Pemuda I dan II. Mereka menjadi satu, menjadi “Pemuda Indonesia”. Semangat persatuan para pemuda dulu harus diikuti pemuda masa kini. Yaitu, mengisi kemerdekaan dengan hal positif yang berguna bagi nusa dan bangsa.
 
Isi Sumpah Pemuda



Pengaruh Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda sangat besar pengaruhnya bagi bangsa Indonesia. Rasa persatuan dan kesatuan semakin tebal yang semakin meluas tidak hanya dikalangan pemuda saja tetapi juga dikalangan masyarakat luas. Sifat kedaerahan yang sebelumnya sangat kuat menjadi berganti dengan sifat Nasionalisme yang mengakar pada semangat persatuan untuk terwujudnya bangssa Indonesia yang merdeka dari belenggu penjajahan.
Dengan semangat persatuan yang sudah ditanamkan oleh pemuda dalam Sumpah Pemuda. Maka usaha untuk mencapai Indonesia yang merdeka semakin luas, sebab komunikasi diantara yang satu dengan yang lainnya semakin mudah. Tembok kedaerahan yang dahulunya menjadi penghalang kini sudah berhasil ditumbangkan oleh rasa persatuan dan kesatuan yang mengakar pada hati sanubari rakyat Indonesia.

"Selamat Hari Sumpah Pemuda Indonesia, Jadilah  Pemuda Penerus Bangsa Ini Yang Berguna Bagi Nusa dan Bangsa. Terus Ciptakan Wawasan Baru Untuk Membangun Bangsa Ini"

Senin, 26 Oktober 2015

Apa Itu Akhlak?

A.    Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab “akhlaqun” yang merupakan bentukjamak  dari “khuluqun”, atau akhlak juga berarti  budi pekerti, tabia’at atau tingkah laku, watak,dan perangai.
Sedangkan menurut istilah akhlak didefenisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
a. Menurut Al-Ghazali, segala sifat yang tertanam dalam hati yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran tanpa pertimbangan.
b. Menurut Abdul Karim Zaidan, nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa sehingga seseorang dapat menilai perbuatan baik atau buruk, kemudian memilih melakukan atau meninggalkan perbuatan tersebut.
c. Menurut Ahmad Amin ialah membiasakan kehendak. Ini berari bahwa kehendak itu apabila dibiasakan terhadap maka kebiasan itu akan dapat membentuk akhlak.
d. Menurut Ibnu Maskawaih, akhlah adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan (sebelumnya).
Jadi, ilmu akhlak ialah ilmu yang berusaha untuk mengenal tingkah laku manusia kemudian memberi hukum/nilai kepada perbuatab itu bahwa ia baik atau buruk sesuai dengan norma-norma akhlak dan tata susila.  
B.   Pengertian Akhlak Terpuji & Akhlak Tercela
Akhlak terpuji disebut juga akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah, artinya segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan  akhlak buruk  yang disebut juga akhlak mazmumah, yaitu segala macam perilaku atau perbuatan buruk/tercela yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
            Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk al-qur’an da al-hadis. Jika kita perhatikan al-qur’an atau hadis dapat dijumpai berbagai istilah yang mengacu kepada baik dan ada pula yang mengacu kepada yang buruk. Diantara istilah yang mengacu kepada yang baik misalnyaal-hasanah, thayyibah, khairah, karimah, mahmudah, azizah dan al-birr.
Keutamaan akhlak terpuji disebutkan dalam hadist salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu dzar dari Nabi Muhammad saw, yang artinya:
“ wahai abu dzar! ‘maukah aku tunjukan dua hal yang sangat ringan dipunggung, tetapi sagat berat ditimbangan(pada hari kiamat kelak?)’, Abu dzar menjawab, ‘hendaklah kamu melakukan akhlak terpuji dan banyak diam. Demi Allah yang tanganku berada digenggamannya, tidak ada makhluk lain yang dapat bersolek dengan dua hal tersebut” (H.R Al-baihaqi)
Akhlak buruk atau akhlakul mazmumah adalah akhlak yang tercela dan akhlak baik pun bisa menjadi akhlak tercela jika dalam melakukan perbuatan baik itu niat dan cara melakukannya dengan cara tidak baik.
Segala bentuk akhlak yang bertentangan dengan akhlak terpuji disebit dengan akhlak tercela. Akhlak terceka merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat merusak keimanan seseorang dan adapat menjatuhkan amartabatnya sebagai manusia.
Sebagai maunsia yang beriman kita harus menjauhi akhlat tercela, sebagaimana yang nyatakan dalam beberapa keterangan.
1.      Rasulullah saw.bersabda:
“ seandainya akhlak buruk itu seseorang yang berjalan ditengah-tengah manusia, ia pasti seseorang yang buruk. Sesungguhnya Allah tidak menjadikan perangiku jahat.”
2.      Rasulullah saw bersabda:
“ sesungguhnya akhlak tercela merusak kebaikan sebagaimana cuka merusak madu”.
C.  Macam- Macam Akhlak Terpuji
1)      HUSNUZAN
·       Pengertian 
Husnuzan secara bahasa berarti “berbaik sangka”  lawan katanya adalah su’uzan yang  berarti berburuk sangka atau apriori dan sebagainya. Husnuzan adalah cara pandang seseorang yang membuatnya melihat segala sesuatu secara positif, seorang yang memiliki sikap husnuzan akan mepertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya. Sebaliknya orang yang pemikirannya senantiasa dikuasai oleh sikap su’uzan selalu akan memandang segala sesuatu jelek, seolah-olah tidak ada sedikit pun kebaikan dalam pandanganya, pikirannya telah dikungkung oleh sikap yang menganggap orang lain lebih rendah dari pada dirinya. Sikap buruk sangka identik dengan rasa curiga, cemas, amarah dan benci padahal kecurigaan, kecemasan, kemarahan dan kebencian itu hanyalah perasaan semata yang tidak jelas penyebabnya, terkadang apa yang ditakutkan bakal terjadi pada dirinya atau orang lain sama sekali tak terbukti.

Kembali kepada husnuzan, secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
  1. Husnuzan kepada Allah, ini dapat ditunjukan dengan sifat tawakal, sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup.  
  2. Husnuzan kepada diri sendiri, ditunjukan dengan sikap percaya diri dan optimis serta inisiatif
  3. Husnuzan kepada sesama manusia, ditunjukan dengan cara senang, berpikir positif dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga.
·        Macam-macam husnuzan
1.      Husnuzan Kepada Allah
Salah satu sifat terpuji yang harus tertanam pada diri adalah adalah sifat husnuzan kepada Allah, sikap ini ditunjukan dengan selalu berbaik sangka atas segala kehendak allah terhadap hamba-Nya. Karena banyak hal yang terjadi pada kita seperti musibah membuat kita secara tidak langsung menganggap Allah telah tidak adil, padahal sebagai seorang mukmin sejati semestinya kita harus senantiasa menganggap apa yang ditakdirkan Allah kepada kita adalah yang terbaik.Seseorang boleh saja sedih, cemas dan gundah bila terkena musibah, akan tetapi jangan sampai berlarut-larut sehingga membuat dirinya menyalahkan Allah sebagai Penguasa Takdir. Sikap terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan cara segera menata hati dan perasaan kemudian menegguhkan sikap bahwa setiap yang ditakdirkan Allah kepada hamba-Nya mengandung hikmah. Inilah yang disebut dengan sikap husnuzan kepada Allah.
Sebagai seseorang mukmin yang meyakini bahwa Allah Maha Tahu atas apa yang terjadi terhadap hamba-Nya, karena itu kita semestinya berpikir optimis, yakin bahwa rahmat dan karunia yang diberikan Allah kepada manusia tidak akan pernah putus. Sebagaimana Firman Allah Swt :
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
“Dan rahnat ku meliputi segala sesuatu” (Q.S.Al-A’raf : 156)
Sehubungan dengan ayat ini, kita perlu ber-husnuzan kepada Allah dalam segala hal dan keadaan, Allah Maha Tahu apa yang terbaik buat hamba-Nya, ketika kita senang dan suka karena mendapatkan rezeki dan kenikmatan dari Allah, maka sebaliknya saat kita dalam keadaan nestapa dan duka karena mendapatkan ujian dan cobaan hendaknya tetap ber-husnuzan kepada Allah Swt., sebab semua yang diberikan oleh Allah, baik berupa kenikmatan maupun cobaan tentu mengandung banyak hikmah dan kebaikan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam sebuah Hadits Qudsi yang artinya :
“Selalu menuruti sangkaan hamba ku terhadap diriku jika ia berprasangka baik maka akan mendapatkan kebaikan dan jika ia berprasangka buruk maka akan mendapatkan leburukan” (H.R.at-Tabrani dan Ibnu Hiban).
                                                  
2.      Husnuzan terhadap Diri Sendiri
Perilaku husnuzan terhadap diri sendiri artinya adalah berperasangka baik terhadap kemampuan yang dimilki oleh diri sendiri. Dengan kata lain, senantiasa percaya diri dan tidak merasa rendah diri di hadapan orang lain. Orang yang memiliki sikap husnuzan terhadap diri sendiri akan senantiasa memiliki semangat yang tinggi untuk meraih sukses dalam setiap langkahnya. Sebab ia telah mengenali dengan baik kemempuan yang dimilikinya, sekaligus menerima kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga ia dapat menetahui kapan ia harus maju dan tampil di depan dan kapan harus menahan diri karena tidak punya kemampuan di bidang itu.
3.      Husnuzan terhadap Sesama Manusia
Husnuzan terhadap sesama manusia artinya adalah berprasangka baik terhadap sesama dan tidak meragukan kemampuan atau tidak bersikap apriori. Semua orang dipandang baik sebelum terbukti kesalahan atau kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan dalam pergaulan. Orang yang ber-husnuzan terhadap sesama manusia dalam hidupnya akan memiliki banyak teman, disukai kawan dan disegani lawan.Husnuzan terhadap sesama manusia juga merupakan kunci sukses dalam pergaulan, baik pergaulan di Sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarkat. Sebab tidak ada pergaulan yang rukun dan harmonis tanpa adanya prasangka baik antara satu individu dengan individu lainnya.
·        Contoh Perilaku Husnuzan
1.     Husnuzan kepada Allah dan Sabar Menghadapi Cobaan-Nya
Berprasangka baik kepada Allah Swt. artinya menganggap qada dan qadar yang diberikan Allah adalah hal yang terbaik untuk hamba-Nya, karena Allah Swt. bertindak terhadap hamba-Nya seperti yang disangkakan kepada-Nya, kalau seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah Swt., maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut, jika berprasangka baik kepada-Nya, maka baik pulalah prasangka Allah kepada hamba-Nya.
            Cara menunjukkan sikap husnuzan kepada Allah swt adalah :
a. Senantiasa taat kepada Allah.
b. Bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan.
c. Bersabar dan ikhlas apabila mendapatkan ujian serta cobaan.
d.Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan.
2.      Husnuzan kepada Diri Sendiri.
Husnuzan kepada diri sendiri adalah sikap baik sangka kepada diri sendiri dan meyakini akan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Husnuzan kepada diri sendiri dapat ditunjukkan dengan sikap gigih dan optimis. Gigih berarti sikap teguh pendirian, tabah dan ulet atau berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Sedangkan optimis adalah sikap yang selalu memiliki harapan baik dan positif dalam segala hal.
Manfaat sikap gigih adalah :
1. Membentuk pribadi yang tangguh
2. Menjadikan seseorang teguh pendirian dan tidak mudah terpengaruh
3. Menjadikan seseorang kreatif.
4. Menyebabkan tidak gampang putus asa dan menyerah terhadap keadaan
5. Berinisiatif, artinya pelopor atau langkah pertama atau senantiasa berbuat sesuatu yang sifatnya produktif. Berinisiatif menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang tinggi. Adapun ciri-ciri orang penuh inisiatif adalah kreatif dan tidak kenal putus asa.
 
3.      Husnuzan kepada Sesama Manusia
Husnuzan kepada sesama manusia adalah sikap yang selalu berpikir dan berprasangka baik kepada sesama manusia. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa senang, berpikir positif dan sikap saling menghormati antar sesama hamba Allah tanpa ada rasa curiga, dengki dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas.
Nilai dan manfaat dari sikap Husnuzan kepada manusia mengandung nilai dan manfaat sebagai berikut :
a. Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik.
b. Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.
c. Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.
·        Hikmah Husnuzan
Di antara hikmah husnuzan adalah sebagai berikut:
1.      Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah, artinya melaksanakan perintah Allah dan  Rasul serta menjauhi segala larangannya, melaksanakan jihad fisabillilah dan mencintai sesame manusia karena Allah.
2.      Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya.Menumbuhkan sikap sabar dan tawakal.
3.      Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan nikmat Allah.
4.      Mendorong manusia mencapai kemajuan.
5.      Menimbulkan ketentraman.
6.      Menghilangkan kesulitan dan kepahitan.
7.      Membuahkan kreasi yang produktif dan daya cita yang berguna.
                                                          
2) TOBAT
·         Hakekat Tobat
Kata taubat adalah terambil dari bahasa arab “taubatun”, kata tersebut berasal dari kata “taaba-yatubu-taubatun” yang artinya kembali. Orang yang taubat karena takut azab Allah disebut “taaibun” (isim fail dari taba). Orang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari sesuatu menuju sesuatu: kembali dari sifat-sifat tercela menuju sifat yang terpuji, kembali dari larangan Allah menuju perintah-Nya, kembali dari maksiat menuju taat, kembali dari segala yang dibenci Allah menuju yang diridhai-Nya,kembali dari saling bertentangan menuju saling menjaga persatuan, kembali kepada Allah setelah meninggalkan-Nya yang kembali taat setelah melanggar larangan-Nya. Allah berfirman: …..
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, …."(Q.S. At-Tahrim/66:8)
Jadi, Taubat yaitu menyesali perbuatan dasa yang telah dilakukan, dan akan mengulangi kembali. Dalam kehidupan ini manusia pasti berbuat dosa. Tak satupun manusia yang tidak berbuat dosa, walau dosa kecil. Rasulullah saw. Bersabda yang artinya:“Setiap anak Adam(manusia) berdosa. Sebaik-baik orang yang bedosa ialah yang mau bertaubat. (H.R. Tirmidzi, Ibnu Hibban dengan sanad yang kuat)”.
·         Hukum bertaubat
Bertaubat termasuk perkara yang diwajibkan dalam agama. Dengan bertaubat manusia akan berhenti dari berbuat dosa.Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun. Ia senantiasa memberi kesempatan kepada hambaNya yangmau memohon ampun atas segala dosa yang telah dia perbuat.Seperti dalam firman Allah dalam Q.S. An-Nuur Ayat 31 yang artinya:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“ bertaubatlah kamu semua kepada Allah hai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung”.
·        Penggolongan taubat
Secara umum para ulama membagi tobat menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1.      Tobat Awam (tobat manusia umum),yaitu tobat manusia secara umum. Yang dimaksud ialah bahwa hati seseorang tunduk dikarenakan dirinya telah melakukan perbuatan salah dan dosa.
2.      Tobat Khawash (tobat orang-orang khusus), tobat tingkat ini sebagai pertanda meningkastnya makrifah manusia kepada Allah. Mereka merasa malu dikarenakan telah melakukan perbuatan-perbuatan yang mekruh. Hatinya tunduk dan khusyuk dihadapan Allah, tobat semacam ini sebagaimana yang dilakukan nabi Adam yang menangis dan menyesal karena telah melanggar larangan Allah yaitu memakan buah Khuldi.
3.      Tobat Akhash Al-khawash, tingkatan tobat yang paling tinggi adalah tobat ini. Tobat rasulullah manakala dia berkata, “sesungguhnya ini adalah kebodohan pada hatiku, dan sesungguhnya aku akan memohon ampun kepada Allah sebanyak tujuh puluh kali dalam sehari”. Dengan kata lain, untuk membersihkan hatinya dari menaruh perhatian kepada selain Allah, Rasulullah bristigfar kepada Allah.
·        Tata cara untuk bertobat
Untuk melakukan tobat yang sempurna, seseorang yang bersalah harus memenuhi lima tahapan :
1.      Menyadari kesalahan
2.      Menyesali kesalahan
3.      Memohon ampun kepada Allah(istigfar )dengan keyakinan atau husnuzhzhan bahwa Allah swt. Akan mengampuninya
4.       Berjanji tidak akan mengulanginya
5.      Menutupi  kesalahan masa lalu dengan amal shaleh, untuk membuktikan bahwa dia benar-benar bertobat.firman Allah swt. :
  
Artinya :
“Dan Sesungguhnya aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.(Q.S.Taha/20:82)
·        Jenis dosa dan cara tobatnya
                                Secara umum perbuatan dosa dikelompokkan menjadi empat           bagian, yaitu :
a.       Dosa yang berkaitan dengan hak Allah. Seperti berkata dusta, meninggalkan sholat lima waktu, berbuat syirik,meminum khamar, berjudi, main perempuan, menyaksikan film-film yang mengundang syahwat, semua diatas adalah termasuk dosa besar. Caranya seseorang harus berhenti dari perbuatan dosa tersebut dan menyesali perbuatan yang telah dilakukan, memperbaiki diri dan tidak melakukan dosa yang sama untuk kedua kalinya.
b.      Dosa yang berkaitan dengan hak Allah namun hak Allah yang wajib ditutupi atau diqada, seperti orang yang tidak mengerjakan puasa caranya apabila dia meninggalkan satu hari saja puasa maka dia harus berpusa selama enam puluh hari sebagai kafarah dari perbuatannya atau dia memberi makan enam orang miskin.
c.       Dosa yang terkait dengan hak manusia yang tidak membutuhkan kepada pengganti, seperti perbuatan gibah mengumpat, mencari-cari kesalahan orang lain atau menggunjing. Caranya dengan tidak mengumpat serta menyesali apa yang telah mereka lakukan dan memperbaiki dirinya, maka pasti Allah mengampuninya.
d.      Dosa yang berkaitan dengan hak manusia, yang wajib dikembalikan kepada mereka. Seperti memakan harta orang lain, walaupun hanya sekedar satu karat, walaupun hanya sebutir gandum. Caranya mengembalikan harta orang lain yang telah dighashabnya, kemudian menyesali apa yang telah terjadi dan tidak memakan harta haram lagi dan dia juga tidak boleh seperti seekor lintah yang menghisap darah manusia.    
D.               Macam-Macam Akhlak Tercela
1)                RIYA
                        Riya berasal dari bahasa arab ri’aun atau riya’ yang artinya   memperlihatkan. Kata ini diulang berpuluh-puluh kali dalam al-qur’an. Firman allah :
  
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(Q.S. Al-Baqarah/2: 264)
                        Menurut bahasa riya’ berarti pamer, memperlihatkan,            memamerkan, atau ingin memperlihatkan yang bukan sebenarnya.          Sedangkan menurut istilah riya’ dapat didefinisikan “memperlihatkan         suatu ibadah dan amal shalih kepada orang lain, bukan karena Allah tetapi           karena sesuatu selain Allah, dengan harapan agar mendapat pujian atau     penghargaan dari orang lain.” Sementara  memperdengarkan ucapan             tentang ibadah dan amal salehnya kepada orang lain disebut sum’ah (ingin             didengar).
                        Adapun menurut istilah riya adalah melakukan sesuatu karena         ingin dilihat atau ingin dipuji orang lain.
            Riya’ merupakan perbuatan tercela dan merupakan syirik kecil yang            hukumnya haram. Riya’ sebagai salah satu sifat orang munafik yang    seharusnya dijauhi oleh orang mukmin. Simak QS. An Nisa’ : 142 :
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللّهَ إِلاَّ قَلِيلاً
            Artinya : “Sesungguhnya orang-rang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan jika mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya’ (dengan shalat itu)             dihadapan manusia, dan tidaklah mereka dzkiri kepada Allah kecuali          sedikit sekali.”
                        Dalam sebuah hadis, Rasulullah bercerita, ”Di hari kiamat nanti       ada orang yang mati syahid diperintahkan oleh Allah untuk masuk ke      neraka. Lalu orang itu melakukan protes, ‘Wahai Tuhanku, aku ini telah             mati syahid dalam perjuangan membela agama-Mu, mengapa aku    dimasukkan ke neraka?’ Allah menjawab, ‘Kamu berdusta dalam            berjuang. Kamu hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain, agar         dirimu dikatakan sebagai pemberani. Dan, apabila pujian itu telah   dikatakan oleh mereka, maka itulah sebagai balasan dari perjuanganmu’.”
            Orang yang berjuang atau beribadah demi sesuatu yang bukan ikhlas           karena Allah SWT, dalam agama disebut riya. Sepintas, sifat riya          merupakan perkara yang sepele, namun akibatnya sangat fatal. Sifat riya             dapat memberangus seluruh amal kebaikan, bagaikan air hujan yang            menimpa debu di atas bebatuan. Allah SWT berfirman :
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً
                                                                                                    
            Artinya : ”Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan”. (QS. Al-Furqan : 23)
                        Abu Hurairah r.a. juga pernah mendengar Rasulullah bersabda :
            ”Banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh sesuatu dari        puasanya itu kecuali lapar dan dahaga, dan banyak pula orang yang            melakukan shalat malam yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali tidak             tidur semalaman.”
                        Begitu dahsyatnya penyakit riya ini, hingga pernah seseorang          bertanya kepada Rasulullah, ”Apakah keselamatan itu?” Jawab Rasulullah,           ”Apabila kamu tidak menipu Allah.” Orang tersebut bertanya lagi,     ”Bagaimana menipu Allah itu?” Rasulullah menjawab, ”Apabila kamu        melakukan suatu amal yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya        kepadamu, maka kamu menghendaki amal itu untuk selain Allah.”
                        Meskipun riya sangat berbahaya, tidak sedikit di antara kita yang    teperdaya oleh penyakit hati ini. Kini tidak mudah untuk menemukan             orang yang benar-benar ikhlas beribadah kepada Allah tanpa adanya             pamrih dari manusia atau tujuan lainnya, baik dalam masalah ibadah,           muamalah, ataupun perjuangan. Meskipun kadarnya berbeda-beda antara       satu dan lainnya, tujuannya tetap sama: ingin menunjukkan amaliyahnya,   ibadah, dan segala aktivitasnya di hadapan manusia.
                        Secara tegas Rasulullah pernah bersabda, ”Takutlah kamu kepada    syirik kecil.” Para shahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, apa yang          dimaksud dengan syirik kecil?” Rasulullah berkata, ”Yaitu sifat riya.             Kelak di hari pembalasan, Allah mengatakan kepada mereka yang   memiliki sifat riya, ‘pergilah kalian kepada mereka, di mana kalian pernah           memperlihatkan amal kalian kepada mereka semasa di dunia. Lihatlah             apakah kalian memperoleh imbalan pahala dari mereka’
·        Perbedaan amal perbuatan yang diridhai allah dengan amal perbuatan riya’
                        Antara amal perbuatan yang diredhai oleh Allah dengan amal          perbuatan riya’ dapat dibedakan sebagai berikut :
            Amal perbuatan yang diridhai Allah :
            a. Niat karena Allah
            b. Ikhlas
            c. Sesuai dengan kemampuan
            d. Tidak pilih kasih
            e. Rahmat bagi seluruh alam
            Amal perbuatan riya’
            a. Niat bukan karena Allah
            b. Tidak ikhlas
            c. Mengada-ada
            d. Pilih kasih
            e. Ingin dipuji
            f. Mengharap imbalan
·        Macam-macam riya’
Dilihat dari bentuknya, ria dapat digolongkan 2 macam, yaitu :
a.       Ria dalam niat
                        Ria yang berkaitan dengan hati, maksud ria dalam niat, yaitu sejak                         awal perbuatan bahkan yang dilakukannya tidak didasari ikhlas                                sebelumnya sudah didasari ria. Yang mengetahui hanya Allah                             SWT dan dirinya saja. Apabila seseorang ingin melakukan amal                               perbuatan baik atau tidak tergantung pada niat. Rasulullah Saw.                              bersabda :
ﺳَﻤِﻌْﺖُﻋُﻤَﺮَﭐﺑْﻦَﭐﻟْﺨَﻄﱠﺎﺏﻗَﺎﻝَﻋَﻠَﻰﭐﻟْﻤِﻨْﺒَﺮﺳَﻤِﻌْﺖُﺭَﺳُﻮْﻝَﺹﻉﻳَﻘُﻮْﻝُِِﺇِﻧﱠﻤَﺎﺍْﻻَﻋْﻤَﺎﻝُﺑِﺎ            ﻟﻨﱢﻴﱠﺎﺕِﻭَﺇِﻧﱠﻤَﺎﻟِﻜُﻞﱢﺍﻣْﺮِﺉٍﻣَﺎﻧَﻮَﻯ
( متفق عليه)
                        Artinya : “aku mendengar Umar bin al Khaththab berkata di atas                             mimbar, ‘aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda :                                             “Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan                            sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia                                niatkan”. (H.R.Bukhari Muslim)
b.      Ria dalam perbuatan
                        Yaitu memamerkan atau menunjukkan perbuatan di depan orang                             banyak, agar perbuatan tersebut dipuji, diperhatikan, dan disanjung                      orang lain. Di antara contoh riya dalam perbuatan, bila seorang                                   pelajar terlihat belajar dengan sungguh-sungguh hanya karena                                  ingin mendapat nilai yang bagus. Dan dia melakukan hal itu                                     kepada orang tuanya hanya karena ingin mendapatkan apa yang dia                       minta dari orang tuanya cepat-cepat terkabul.
                        Beberapa penjelasan Allah SWT dalam Al Qur’an sehubungan                                 dengan riya’ dalam perbuatan antara lain :
                        a). Melakukan ibadah shalat tidak untuk mencapai keridlaan Allah                          SWT, tetapi mengaharapkan pujian, popularitas di masyarakat.                             an dalam Q.S. Al Ma’un : 4-6 :
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ. الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ. الَّذِينَ هُمْ يُرَاؤُونَ
                        Artinya : “Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)                               orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat                                   riya”.
                        b). Bersedekah didasari riya laksana riya’ batu licin yang di                          atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu                            menjadilah ia bersih.
                        c). Allah melarang pergi berperang didasari riya’ dan menghalangi                           (orang) lain menempuh jalan Allah (sabilillah). Allah berfirman                            dalam Q.S. Al Anfaal : 47 :
وَلاَ تَكُونُواْ كَالَّذِينَ خَرَجُواْ مِن دِيَارِهِم بَطَراً وَرِئَاء النَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللّهِ وَاللّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
                        Artinya : Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari              kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang                            (ria) serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah                           meliputi segala yang mereka kerjakan.
·        Ciri orang yang berbuat riya’
            Beberapa ciri orang yang mempunyai sifat riya’ dalam perbuatan :
                 a. Tidak akan berbuat baik jika tidak dilihat orang lain atau tidak ada                      imbalan baginya
                 b. Melakukan amal saleh tanpa dasar, hanya ikut-ikutan.
                 c. Tampak rajin penuh semangat jika amal perbuatannya dilihat atau            dipuji-puji orang.
                 d. Ucapannya selalu menunjukkan bahwa dia yang paling hebat, paling       tinggi dan paling mampu.
·         Bahaya-bahaya yang ditimbulkan dari sikap riya’
a.       Terhadap diri sendiri :
            1). Selalu tidak ada puasnya, sekalipun hidupnya sudah                                            berkecukupan sehingga berpotensi untuk korupsi dan mengambil                               hak orang lain
            2). Selalu ingin dipuji dan dihormati
            3). Ketidakpuasan, sakit hati dan penyesalan ketika lain tidak dihargai.
            4). Sombong dan membanggakan diri
            5). Tidak dapat bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah dan     dalam  berinteraksi dengan sesama manusia.
            6). Menyesal jika telah melakukan perbuatan baik hanya karena tidak ada   orang lain yang melihatnya atau tidak ada imbalannya
            7). Jiwanya akan terganggu karena kegelisahan/keluh kesah yang tiada        henti
            8). Perbuatan riya’ termasuk syirik kecil
وَعَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
) إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ اَلشِّرْكُ اَلْأَصْغَرُ اَلرِّيَاءُ  ( أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ بِسَنَدٍ حَسَنٍ
         
            Artinya : Dari Mahmud Ibnu Labid r.a. bahwa Rasulullah Shallallaahu        ‘alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya hal yang paling aku takuti     menimpamu ialah syirik kecil: yaitu riya." (Riwayat Ahmad dengan sanad   hasan).
           
9). Allah tidak akan menerima dan memberi pahala atas perbuatan riya'
            10). Di akhirat akan dicampakkan ke dalam api neraka.
  
b.      Terhadap orang lain
            1). Berpotensi saling bermusuhan, karena ia mengungkit apa yang yang       diberikannya kepada orang lain.
            2). Memamerkan amalnya kepada orang lain, sehingga orang lain menjadi   benci dan tidak senang terhadapnya
            3). Sikap dan perilakunya yang ria akan berpotensi menimbulkan     pertikaian dan akhirnya menimbulkan pengrusakan
·                    Tanda-tanda riya’
                        Tanda-tanda penyakit hati ini pernah dinyatakan oleh Ali bin Abi    Thalib. Kata beliau, ”Orang yang riya itu memiliki tiga ciri, yaitu malas             beramal ketika sendirian dan giat beramal ketika berada di tengah-tengah             orang ramai, menambah amaliyahnya ketika dirinya dipuji, dan        mengurangi amaliyahnya ketika dirinya dicela.”
                                                          
·                    Kebiasaan yang dapat menghindari perbuatan riya
            a. Memfokuskan niat ibadah (ikhlas) hanya semata-mata karena Allah                     SWT
            b. Membiasakan diri membaca basmallah sebelum memulai pekerjaan
            c. Membiasakan menjaga lisan saat bekerja
            d. Membiasakan diri menolong atau membantu pekerjaan orang lain tanpa harus disuruh dan meminta imbalan
            e. Membiasakan bersedekah atau mengeluarkan infaknya setiap mendapat rezeki atau kesenangan
            f. Tidak mudah tergiur atau terpengaruh dengan kemewahan orang lain
            g. Tidak membuat kecemburuan kepada orang lain
            h. Saling menasehati untuk kebaikan dan kesabaran dalam beribadah
            i. Tidak memamerkan sesuatu karena pada dasarnya semua yang dimiliki    adalah dari Allah dan akan kembali kepada-Nya
            j. Membiasakan diri untuk bersyukur kepada Allah SWT
            Allah SWT berfirman :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
            Artinya : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;      "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya             azab-Ku sangat pedih." (Q.Ibrahim : 7)
2)                ANIAYA (DZALIM)
                                Menurut ajaran islam, aniaya atau yang biasa disebut dzalim adalah             berasal dari (dzolama-yadzlimu-dzulman) yang artinya aniaya. Pelakunya   disebut dzalim dan perbuatannya disebut dzulmun. Ahli mauidzah         mendefinisikan dzalim yaitu meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.      Dzalim adalah perbuatan dosa yang harus ditinggalkan. Karena tindakan         aniaya akan dapat merusak kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.     Tindakan aniaya digolongkan sebagai perbuatan yang menyesatkan dan      menyengsarakan.
                                Perkataan aniaya berasal dari bahasa Sangsekerta yang berarti          perbuatan bengis, penyiksaan atau zalim, zalim artinya: tidak     menempatkan sesuatu dengan semestinya atau sesuai dengan ketentuan      Allah Swt. Atau bisa diartikan tindakan yang tidak manusiawi, yang     bertentangan dengan hak azasi manusia dan Allah swt.

                        Berkaitan dengan istilah dzalin, Ar-Razi memberikan sepuluh          penafsiran sebagai berikut :
a.       Dzalim adalah orang yang paling banyak kesalahannya,
b.      Dzalim adalah sesuatu yang kulitnya lebih bagus daripada isinya,
c.       Dzalim  adalah orang bertauhid dengan lidah, tetapi berbeda dengan sepak terjang hidupnya
d.      Dzalim adalah orang yang berbuat dosa besar
e.       Dzalim adlah orang yang membaca  al-qur-an dengan tidak mau mempelajari isinya, apalagi mengamalkannya
f.       Dzalim adalah orang yang jahil
g.      Dzalim adalah orang yang masy’amah (berputu asa)
h.      Dzalim adalah orang yang setelah dihisab masuk ke neraka
i.        Dzalim adalah orang yang tidak mau berhenti berbuat maksiat
j.        Dzalim adalah orang yang mengambil al-qur’an, tetapi tidak mengamalkannya
·        Macam-macam sifat aniaya:

            1
. Aniaya  kepada Allah swt, dg tidak mau melaksanakan perintah Allah    yang wajib, dan meninggalkan larangan Allah yang haram.
2. Aniaya terhadap sesama manusia seperti ghibah, (mengumpat), namimah (mengadu domba, fitnah, mencuri, merampok, melakukan penyiksaan, dan melakukan pembunuhan.
3. Aniaya terhadap binatang seperti menelantarkan piaraan, menjadikan sasaran menembak.
4. Aniaya terhadap diri sendiri: minum2an keras, malas, menyiksa diri sendiri, bunuh diri.
·         Keburukan-keburukan aniaya bagi pelakunya:

1. Dibenci masyarakat.
2. Tidak tenang, dibayangi rasa takut.
3. Mencemarkan nama baik diri dan keluarganya.
4. Dijatuhi hukuman apabila perbuatannya diketahui.
5. Jika tidak bertaubat dg sungguh maka akan dicampakkan kedalam neraka.
·         Keburukan-keburukan bagi orang lain:
1. Orang yang dianiaya akan mendapat bencana, seperti kehilangan harta benda, sakit, jijwa.
2. Bila penganiayaan terjadi dimana-dimana maka masyarakat tidak mengalami ketentraman, dan kedamaian.
3. Semangat dan gairah kerja masyarakat akan menurun, karena dibayangi rasa takut.
4. Jika dalam suatu negri jumlah orang-orang jalimnya mayoritas, dan tidak bertaubat, tidak mustahil Allah swt akan menimpakan azab.
  
Artinya :         
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?.( QS Yunus 10:3)
3)    DISKRIMINASI
·         Pengertian
                                Secara bahasa diskriminasi berasal dari bahasa Inggris          Discriminate” yang berarti membedakan.Dan dalam bahasa arab             istilah   diskriminasi dikenal dengan Al-Muhabbah yang artinya membedakan   kasih antara satu dengan yang lain atau pilih kasih.Kosakata discriminate    ini kemudian diadopsi menjadi kosa kata bahasa Indonesia  Diskriminasi”             yaitu suatu sikap yang membeda-bedakan orang lain berdasarkan suku,       ras,bahasa,budaya,ataupun agama.
                        Diskriminasi artinya memandang sesuatu tidak secara adil dan         memperlakukannya pula secara pilih kasih.Agar kita terhindar dari     perbuatan diskriminasi ini perlu sekali memahami tentang hak-hak dan             kewajiban seseorang. Jika kita mau melakukan diskriminasi, maka   perhatikan dulu apakah dia memang berhak atau tidak, jika memang          berhak, maka kita harus mengurungkan diri untuk berbuat diskriminasi.
·        Jenis Perbuatan Diskriminasi
                        Adapun bentuk penyimpanan perilaku-perilaku penyimpangan         individual menurut kadar penyimpangan nya adalah sbb :
a.       Penyimpangan tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang tidak sesuai  dengan nilai islam.
b.      Penyimpangan karena tidak taat terhadap pimpinan yang disebut pembangkang
c.       Penyimpangan karena melanggar norma umum yang berlaku disebut pelanggar.
d.      Penyimpangan karena tidak menepati janji,berkata bohong,berkhianat kepercayaan.Khianat dan berlagak membela,disebut munafik.
                        Terjadinya bentuk-bentuk perbedaan sosial (diferensiasi) dalam       masyarakat diakibatkan oleh adanya ciri-ciri tertentu, yaitu cirri-ciri fisik, social, dan budaya.
a.       Ciri-ciri fisik, yang berkaitan dengan ras, yaitu penggolongan manusia atas dasar persamaan cirri-ciri fisik yang tampak dari luar, seperti bentuk kepala, badan, hidung, rambut, muka, dan tulang rahang bawah, serta warna kulit, rambut, dan mata. Perbedaan cirri-ciri fisik sangat dirasakan pada masyarakat dalam Negara yang menjalankan politik diskriminasi social, misalnya politik Apartheid di Afrika Selatan, sebelum Presiden Nelson Mandela.
b.      Ciri-ciri sosial, yaitu yang berkaitan dengan status dan peran para warga masyarakat dalam kehidupan sosial.
c.       Ciri-ciri budaya, yaitu ciri yang merupakan pembeda budaya dan suku. 
            Dengan adanya perbedaan social (diferensiasi) maka dapat kita katakana    bahwa diferensiasi merupakan awal adanya stratifikasi dan menjadi pemicu munculnya sikap diskriminasi.
·        Dampak Negatif Diskriminasi
a.  Memicu munculnya sektarianisme
b. Memunculkan antar kelompok
c. Mengundang masalah social yang baru
d. Menciptakan penindasan dan otoritarianisme dalam kehidupan
e. Menghambat kesejahteraan kehidupan
f. Menghalangi tegak nya keadilan
h .Mempersulit penyelesaian masalah.
·        Cara Menghindari DIskriminasi
                        Untuk menghindari sikap diskriminasi,maka setiap muslim harus      mengedepankan sikap musawah.Sikap Musawah (persamaan) cukup urgen dalam kehidupan modern.Sikap ini memiliki tujuan untuk menciptakan    rasa kesejajaran,persamaan dan kebersamaan serta penghargaan terhadap    sesama manusia sebagai makhluk Tuhan.
                        Adapun hal-hal untuk menghindari diskriminasi, yaitu :
a.      Ta’aruf adalah, saling kenal mengenal yang tidak hanya bersifat fisik atau biodata ringkas belaka,tetapi lebih jauh lagi menyangkut latar pendidikan,budaya,keagamaan,pemikiran,ide-ide,cita-cita serta problem kehidupan yang dihadapi
b.      Tafahum adalah, saling memahami kelebihan dan kekurangan,kekuatan dan kelemahan masing-masing,sehingga segala macam bentuk kesalahpahaman dapat dihindari
c.       Ta’awun adalah, saling tolong menolong
d.      Takaful adalah, saling memberikan jaminan.
·        Hikmah Menghindari Diskriminasi
            1. Mengutamakan orang lain
            2. Meringankan beban orang lain
3. Tidak menjadi beban orang lain
4. Ramah tamah terhadap sesama manusia
5. Berperilaku sesuai ajaran islam
            6. Wajar dan realistis.