Indonesia adalah Negara kita yang merupakan anggota dari ASEAN ( Association South-East Asia Nations). Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri kurang lebih 17000 pulau. Mungkin secara ekonomi, Negara kita tercinta ini tidaklah kaya, tetapi INDONESIA KAYA AKAN BUDAYA !!!. Indonesia mempunyai lebih dari 400 suku dan lebih dari 300 bahasa daerah, sungguh sangat kaya akan budaya.
Kekayaan budaya milik Indonesia sudah banyak yang diklaim oleh Negara tetangganya. Tidak hanya tarian, akan tetapi batas wilayah dan makanan. Akhir-akhir ini Tari Pendet yang berasal dari Bali diklaim oleh Negara tetangga sebagai milik mereka, hal ini bukanlah yang pertama kali bagi Indonesia, sebelumnya telah ada batik, reog ponorogo, angklung, keris, lagu daerah berjudul ‘Rasa Sayange’. Hal ini tentunya membangkitkan nasionalisme dan menyadarkan rakyat Indonesia untuk melestarikan budaya Indonesia. Berikut akan disebutkan dan dijelaskan tentang budaya Indonesia yang diklaim oleh Negara tetangga, apakah budaya tersebut masuk diakal untuk diklaim sebagai miliknya oleh Negara tetangga ?
1. BATIK
Batik merupakan pakaian dengan corak yang sangat Indah yang berasal dari Indonesia. Batik Kata Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "titik". Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan "malam" (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya "wax-resist dyeing". Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Batik sering dipakai untuk menghadiri acara formal, seperti pesta pernikahan, rapat, dan lain-lain. Setelah diklaim oleh Negara tetangga sebagai miliknya, batik langsung menjadi tren diseluruh Indonesia, sehingga batik tidak hanya digunakan untuk acara formil. Sebenarnya sebelum diklaim oleh Negara tetangga, batik pun sudah digunakan untuk pakaian sehari-hari misalnya sebagai pakaian tidur. Apakah batik ini masuk diakal untuk diklaim oleh Negara tetangga ? Jika dilihat batik banyak dipengaruhi oleh budaya Jawa, motifnya pun lebih kearah budaya Jawa, jadi sungguh tidak masuk diakal jika diklaim sebagai milik Negara tetangga karena sangatlah berbeda jauh antara budaya Jawa dengan Melayu.
Secara kualitas pun batik Indonesia lebih bagus dari Negara tetangga. Corak dan motif dari Indonesia lebih rumit dan indah, lagi pula hampir kebanyakan batik Indonesia dilukis secara manual. Sedangkan batik yang diplagiat oleh Negara tetangga, corak dan motifnya amatlah mudah untuk ditiru. Meskipun mereka mengklaim batik berasal dari negaranya, akan tetapi kualitas dan keindahan batik yang asli dari Indonesia tidak dapatlah ditandingi.
2. REOG PONOROGO
Reog Ponorogo adalah tarian yang berasal dari Kabupaten Ponorogo. Cerita reog yang terkandung di dalam reog ponorogo mengambil kisah Panji. Ceritanya berkisar tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani prajurit berkuda dan patihnya yang setia, Bujangganong. Ketika pilihan sang prabu jatuh pada putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Maka terciptalah reog ponorogo.
Tarian ini sering dipertunjukan di Negara tetangga oleh TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang bekerja di sana yang kebanyakan berasal dari
Semakin kita memikirkannya kita semakin tertawa, kenapa ? karena Reog ponorogo berasal dari suatu daerh yang berada di pulau Jawa yang tidak dipengaruhi oleh budaya Melayu. Sehingga sangatlah tidak pantas reog ponorogo diklaim sebagai budaya milik mereka, apakah jika ada pendatang dari Negara lain yang membawakan tarian dari negaranya akan langsung diklaim sebagai milik mereka ? padahal sangatlah berbeda budaya.
3. ANGKLUNG
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dar Tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog. Negara tetangga mengklaim sebagai milik mereka dan diberi nama “Music Bamboo”. Entah kejadian apa yang membuat Negara tetangga mengaklaim angklung berasal dari Negara mereka. Sekali lagi ditekankan, bahwa budaya Jawa baik dari Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Barat sangatlah berbeda dengan budaya Melayu. Hal yang sangat tidak masuk akal jika kebudayaan yang berasal dari Pulau Jawa diakui oleh Negara tetangga yang merupakan bangsa melayu, Jawa tidaklah seperti Riau atau beberapa daerah di Pulau Sumatera yang berbudaya Melayu.
4. KERIS
Keris adalah salah satu senjata tradisional asli Indonesia. Senjata ini diperkirakan berawal dari Pulau Jawa pada abad ke-6. Istilah keris ditemukan pada prasasti lempengan perunggu Karangtengah bertuliskan angka tahun 748 Saka atau 824 Masehi. Sementara keris tertua ditemukan di Desa Dawuku, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, dibuat sekitar tahun 500 Masehi.
Senjata tradisional ini mempunyai bentuk khas, yakni bilah (wilahan) dengan lekuk-lekuk menawan (luk). Keris yang baik biasanya dibuat dan ditempa dari tiga macam logam, yakni besi, baja, dan pamor. Yang disebut terakhir ini bias berupa nikel, batu meteor, atau besi pamor.
5. RASA SAYANGE
Rasa Sayange atau Rasa Sayang-Sayange adalah lagu daerah yang berasal dari Maluku, Indonesia. Lagu ini merupakan lagu daerah yang selalu dinyanyikan secara turun-temurun sejak dahulu untuk mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap lingkungan dan sosialisasi di antara masyarakat Maluku.
Jika didengarkan, lagu ini layaknya seperti sajak atau pantun yang bersahutan. Oleh karenanya banyak versi dari lagu ini karena liriknya dapat dibuat sendiri sesuai maksud dan tujuan dari lagu tersebut.
Namun dari liriknya tetap diawali oleh kalimat Rasa sayange rasa sayang sayange, Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange dan diakhir lagu ini liriknya selalu diakhiri dengan kalimat Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi... Kalau ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi.
Lirik
Rasa Sayange
Reffrain:
Rasa sayange... rasa sayang sayange...
Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange
Bait:
Mana kancil akan dikejar, kedalam pasar cobalah cari...
Masih kecil rajin belajar, sudah besar senanglah diri
Si Amat mengaji tamat, mengaji Qur'an di waktu fajar...
Biar lambat asal selamat, tak kan lari gunung dikejar
Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi...
Kalau ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi
Bukti rekaman "Rasa Sayange", bukti lagu tersebut direkam oleh Lokananta, Solo, Indonesia pada tanggal 1962 dalam piringan hitam Gramophone. Rekaman master dari piringan ini masih disimpan oleh Perum PNRI Cabang Surakarta yang dahulunya adalah PN Lokananta. Ini dikenal sebagai rekaman pertama terhadap lagu ini. Piringan hitam tersebut didistribusikan sebagai souvenir kepada partisipan Asian Games ke 4 tahun 1962 di Jakarta, dan lagu "Rasa Sayange" adalah salah satu lagu rakyat Indonesia di piringan tersebut, bersama dengan lagu etnis lain Indonesia seperti Sorak-sorak Bergembira, O Ina ni Keke, dan Sengko Dainang.
6. TARI PENDET
Tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura. Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, kaum wanita dan gadis desa.
Tari yang tercipta awal tahun 70-an oleh seniman I Nyoman Kaler ini, menggambarkan penyambutan atas turunnya Dewa-Dewi ke alam Marcapada. Tarian ini merupakan sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti tarian-tarian pertunjukan yang memerlukan pelatihan intensif, tarian ini diajarkan sekadar mengikuti gerakan. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para perempuan yang lebih senior.
Tari Pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan, ditampilkan setelah tari Rejang di halaman pura. Biasanya penari menghadap ke arah suci (pelinggih) mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan dan perlengkapan sesajen lainnya. Selain tari Pendet, di Bali ada beberapa jenis tari-tarian yang dibawakan para gadis atau perempuan dewasa untuk kelengkapan pelaksanaan kegiatan ritual atau upacara keagamaan.
Apakah boleh ada tarian untuk menyembah dewa ada pada Negara dengan syariat Islam ? apakah boleh di Negara tersebut tarian dengan busana seperti tari Pendet ?
Suatu kebohongan dan kebodohan terhadap klaim tarian Pendet ini, karena tarian ini berasal dari Bali yang tidak dipengaruhi budaya Melayu dan tarian ini adalah tarian untuk menyembah dewa dengan busana seperti tersebut.
Sebagai rakyat Indonesia yang mencintai Negara kita ini, sudah seharusnya kita menjaga dan melestarikan budaya kita. Selain itu berpikiran kritis untuk mengatasi pengklaiman kebudayaan Indonesia oleh Negara tetangga. Menurut kalian apakah yang harus kita dan pemerintah lakukan untuk membuktikan dan melestarikan budaya kita yang diklaim? Dan apa yang harus kita lakukan untuk mencegahnya ?
sumber : http://jisjas.blogspot.com/2009/08/hentikan-plagiator-dan-lestarikan.html
0 komentar:
Posting Komentar